PERKEMBANGAN
PERSINAS ASAD
ORGANISASI
Selama 60 tahun keberadaannya, keanggotaan
Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI hanya diberikan kepada 10 (sepuluh)
perguruan historis selaku perguruan pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia.
Persyaratan terberat untuk diterima sebagai
anggota IPSI adalah karena jumlah Pengurus Ranting (Pengran) di Kabupaten harus
sudah terdapat di 50% Kecamatan +1, jumlah Pengurus Cabang (Pengcab) di
Provinsi harus terdapat di 50% Kabupaten/Kota +1, dan jumlah Pengurus Daerah
(Pengda) secara nasional harus terdapat di 50% Provinsi +1.
Alhamdulillah, pada MUNAS IPSI tahun 2007, pada
umurnya yang masih sangat muda untuk sebuah perguruan silat, PERSINAS ASAD
telah berhasil diakui dan dimasukkan sebagai ANGGOTA IPSI.
Saat ini sudah banyak sekali personil PERSINAS ASAD
yang menjadi pengurus baik di Pengcab IPSI tingkat Kabupaten/Kota maupun di
Pengprov IPSI tingkat Provinsi. Kepada mereka, PB PERSINAS ASAD terus
memberikan dorongan agar bekerja dengan baik, profesional, dan menjaga nama
baik PERSINAS ASAD.
Di tingkat nasional, ada 3 orang dari Pengurus
Besar PERSINAS ASAD yang dipercaya menjadi Pengurus Besar IPSI dengan mengisi
posisi-posisi strategis sebagai berikut:
a. Ketua
Komisi Bela Negara IPSI
b. Ketua
Bidang Organisasi dan Hubungan Luar Negeri IPSI
c. Anggota
Bidang Pembibitan dan Pemasalan IPSI
Peran serta PERSINAS ASAD di IPSI semakin nyata dengan diberikannya
kepercayaan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan IPSI, diantaranya:
a. Seminar Nasional Bela Negara bertepatan dengan
HUT IPSI ke 60, tahun 2007, di Padepokan Silat TMII, Jakarta.
b. Penataran
Dokter Pertandingan Nasional IPSI Angkatan Ke 1 yang baru lalu, di Wisma Haji, SURAKARTA, yang didalam 60 tahun sejarahnya,
IPSI baru bisa menyelenggarakannya untuk pertama-kalinya, diikuti oleh 19
Dokter dari seluruh tanah-air, dengan pelaksana sepenuhnya oleh ASAD.
Adapun dalam hal pembinaan dan pengembangan
organisasi kedalam, selama periode 2005-2010 Pengurus Besar PERSINAS ASAD telah
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
Dari 33 Pengda ASAD, Pengurus Besar PERSINAS ASAD
telah menerbitkan Surat Keputusan Pengukuhan Pengda PERSINAS ASAD sebanyak 31
SK Pengukuhan Pengda di seluruh tanah air.
Pengukuhan Pengda tentu saja diawali dengan
diselenggarakannya Musda di Provinsi yang dihadiri oleh Ketua Umum
sebagai bentuk wujud pembinaan maksimal Pengurus Besar di forum kekuasaan
tertinggi organisasi di Daerah.
Sebagai bentuk pengendalian organisasi secara
nasional, Pengurus Besar telah berhasil mengumpulkan seluruh data pengurus
PENGDA dan PENGCAB, pesilat, pelatih dan wasit-juri di seluruh Indonesia.
Untuk memantau jalannya roda organisasi di 33
Provinsi, telah ditetapkan Koordinator Wilayah sehingga segala bentuk
permasalahan organisasi dan personil atlet, pelatih dan wasit-juri serta
masalah-masalah lainnya di daerah bisa segera ditangani.
Mengingat basis pengembangan PERSINAS ASAD
adalah majelis ta’lim, mesjid dan pondok-pondok pesantren, dimana banyak alumni
ponpes yang sudah bermukim di mancanegara, maka perkembangan ASAD ke luar
negeri menjadi satu hal yang tidak bisa dihindarkan dengan segala eksesnya
terutama dalam hal administratif.
Pada saat ini AD-ART PERSINAS ASAD belum bisa
mewadahi ASAD di luar negeri, baik dari logonya yang mengandung unsur bendera
merah putih, maupun dari PERSINAS yang merupakan singkatan dari PERGURUAN SILAT
NASIONAL.
Tentu saja Pengurus Besar tidak bisa mencegah,
apalagi melarang, perkembangan ASAD ke luar negeri. Karena keterbatasan tadi,
maka ASAD luar negeri menghilangkan kata “PERSINAS”, dan terpaksa membuat logo ASAD
sendiri, yang lebih garang dari logo PERSINAS ASAD.
Oleh karena itu kami rekomendasikan kepada
pengurus periode yang akan datang untuk mulai mempertimbangkan mewadahi ASAD
luar negeri didalam AD-ART secara konstitusional.
ATLET - DIKLAT - BINPRES
Sebagaimana sudah merupakan sifat dari semua
jenis olahraga, termasuk seni bela diri pencak silat PERSINAS ASAD,
penyelenggaraan kejuaraan adalah wujud dari ajang puncak pembinaan prestasi.
Sesuai dengan amanat yang diberikan MUNAS II
kepada Pengurus Besar PERSINAS ASAD, telah dilaksanakan KEJURNAS PERSINAS ASAD
2007 pada bulan Mei. Tentu saja KEJURNAS ini diawali dari KEJURCAB di tingkat
Pengcab Kabupaten/Kota dan KEJURDA di tingkat Pengda Provinsi.
Didalam KEJURNAS PERSINAS ASAD 2007 prestasi
Juara Umum I diraih Kontingen Sulawesi Tengah, Juara Umum II Kontingen Jawa
Tengah dan Juara Umum III Kontingen Jawa Timur
Didalam usianya yang relatif masih muda belia
bagi sebuah perguruan silat, selain Kejurnas yang merupakan kegiatan intern, PERSINAS
ASAD praktis sudah mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh IPSI
maupun instansi dan perguruan lainnya di segala tingkatan. Untuk tingkat
nasional diantaranya:
1. Mengikuti Jambore Pencak
Silat 2005 IPSI di Cibubur Jakarta, yang diikuti oleh 41 Perguruan dan 16
Pengda IPSI se Indonesia. Prestasi yang diraih PERSINAS ASAD adalah sebagai
penampilan terbaik kategori Sepuh dan penampilan terbaik kategori Anak.
2. Mengikuti
Circuit Panasonic 2005 di Padepokan IPSI Taman Mini Indonesia Indah, dimana 2
pesilat PERSINAS ASAD terpilih bergabung dengan kontingen IPSI.
3. Mengikuti Babak
Kualifikasi PON XVII 2008 dimana 11 pesilat PERSINAS ASAD terpilih
menjadi kontingen (1 dari Jateng, 4 dari Banten, 2 dari Papua, 3 dari Kaltim
dan 1 dari Babel).
4. Mengikuti Festival Pencak
Silat Seni HUT IPSI Ke 60 Mei 2008 sebagai peserta kehormatan perguruan
dengan mengirimkan kontingen 9 Pesilat, dalam 5 kategori. Prestasi yang diraih
adalah penampilan terbaik perorangan remaja, penampilan terbaik kategori berpasangan
remaja, penampilan terbaik kategori perorangan Pembina dan penampilan terbaik
kategori berpasangan Pembina.
5. Mengikuti PON XVII 11–16
Juli 2008 di Kaltim dengan 7 Pesilat PERSINAS dari Banten, Kepulauan Riau,
Kaltim, Sulut. Prestasi yang diraih adalah kontingen Kaltim yang mendapatkan
medali emas dari kategori Regu.
6. Mengikuti World’s Martial
Arts Festival, Chungju, Korea, 1–10 Oktober 2008, dimana 5 pesilat seni
remaja PERSINAS ASAD bersama dengan 2 pesilat dari perguruan lain ditunjuk menjadi
Kontingen Indonesia. Prestasi yang diraih adalah 3 BESAR DUNIA bersama dengan
China dan Jepang.
7. Mengikuti Sirkuit Pencak
Silat IPSI tahun 2009, dimana terpilih 8 pesilat dari Jabar, Banten, Sulteng
sebagai peserta.
8. Mengikuti POPNAS (Pekan Olah
Raga Pelajar Nasional), POMNAS (Pekan Olah Raga mahasiswa Nasional), POSPENAS
(Kejuaraan antar Pondok Pesantren Nasional ).
Akhirnya, menjelang MUNAS III 2010, PB PERSINAS ASAD menyelenggarakan
KEJURNAS 2010 yang diikuti oleh Kontingen dari 33 Provinsi.
PELATIH - WASIT JURI - LITBANG
Salah satu kendala yang dihadapi oleh PERSINAS ASAD
adalah dalam keterbatasan pelatih, wasit juri bersertifikat IPSI. Hal ini dapat
dimaklumi diantaranya di satu sisi disebabkan relatif masih mudanya usia PERSINAS
ASAD, sehingga sebaran pelatih, wasit juri PERSINAS ASAD yang masuk ke jajaran
IPSI di berbagai tingkatan, masih sangat terbatas. Di sisi lain, persyaratan
pelatih, wasit juri IPSI mempunyai jenjang yang cukup ketat yang harus dilalui,
yaitu pelatih, wasit juri tingkat Pengcab, kemudian Pengda, dan baru tingkat
Nasional.
Ini berbeda dengan atlet pencak silat, dimana
dalam waktu relatif singkat seorang atlet pencak silat PERSINAS ASAD,
sebagaimana sudah dibuktikan, bisa meraih medali emas. Di kejuaraan tingkat Pengcab,
contohnya tidak sudah terhitung lagi. Di kejuaraan tingkat Pengda, contohnya
sudah banyak. Di kejuaraan Nasional, misalnya peraih medali emas di PON. Di
tingkat dunia misalnya prestasi 3 Besar Dunia.
Dampak dari ketidak-sediaan terutama wasit juri di
tingkat nasional adalah sering dirugikannya pesilat PERSINAS ASAD didalam suatu
pertandingan. Ini merupakan praktek yang tidak terhindarkan di semua bidang
olahraga apapun, termasuk pencak silat, dimana faktor wasit juri yang cenderung
memihak kepada pesilat dari perguruan yang sama, tidak dapat dihindarkan.
Namun demikian, dengan berbagai upaya, Pengurus
Besar PERSINAS ASAD berhasil membuat terobosan-terobosan.
Alhamdulillah, saat ini PERSINAS ASAD sudah
memiliki Wasit Juri Seni Pencak Silat Tradisi Nasional.
Upaya penting lainnya adalah dalam Penataran
Wasit Juri Nasional 2009 yang lalu, dimana pesertanya biasanya merupakan utusan
Pengprov, PB PERSINAS ASAD berhasil mengirim utusan perguruan dengan membawa
mandat dari Pengprov setempat.
Hasilnya sangat menggembirakan PERSINAS ASAD dan
mengejutkan PB IPSI selaku penyelenggara, karena dari 3 peserta terbaik, 2
peserta terbaik pertama dan kedua justru diraih oleh peserta penataran wasit juri
nasional utusan dari PERSINAS ASAD.
Dalam beberapa bulan mendatang, PB IPSI Insya
Allah akan mengadakan Penataran Pelatih tingkat Nasional. Mudah-mudahan PERSINAS
ASAD kembali bisa membuat terobosan untuk mengirimkan pelatihnya untuk
mengikuti penataran itu, yang tentunya sudah akan menjadi tugas kepengurusan PB
PERSINAS ASAD masa bakti 2010-2015 yang akan dipilih di MUNAS III ini.
Dalam hal penelitian dan pengembangan, PB PERSINAS ASAD terus mengembangkan
kurikulum dan jurus, sehingga diperoleh kurikulum dan jurus yang sempurna.
Selain itu pohon silsilah yang menjadi jurus-jurus dasar PERSINAS ASAD masih
sedang terus ditelusuri. Mudah-mudahan pada periode kepengurusan yang akan
datang semuanya dapat diselesaikan. Insya Allah.
BELA DIRI DAN PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL
Di kalangan IPSI dan perguruan-perguruan pencak
silat lainnya, PERSINAS ASAD sudah menjadi icon yang mengherankan
kalangan persilatan.
Dalam hal kuantitas, dalam waktu singkat
tiba-tiba saja ASAD sudah berada di 33 Provinsi di seluruh Indonesia, dan
memiliki 314 Pengcab ASAD yang bahkan lebih banyak dari jumlah Pengcab IPSI
sebagai induk organisasi. Tidak ada perguruan persilatan yang mampu menandingi
perkembangan ASAD dalam hal kuantitas. Dalam hal ini kita patut mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pengurus Nasional PERSINAS
ASAD periode sebelumnya, yang telah meletakkan dasar pengembangan ASAD berbasis
majelis ta’lim, masjid dan pondok pesantren.
Dalam hal kualitas, tidak hanya 1 atau 2
kejadian di tingkat Pengcab dimana pesilat ASAD yang sama sekali belum pernah
bertanding, bisa meraih medali, bahkan medali perak.
Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan
mental dan spiritual para pesilat ASAD yang terus menerus dibina. Sikap husnudzon
atau positive thinking atau berfikir positip atau optimis serta motivasi
dan sportivitas sangat berperan didalam memenangkan suatu pertandingan, bahkan
didalam beberapa hal lebih dominan perannya daripada penguasaan teknik-teknik
bertanding.
Tidak semua orang memiliki bakat untuk menjadi
atlet PERSINAS ASAD yang diwajibkan menguasai jurus dan teknik-teknik
bertanding. Padahal masyarakat yang berminat mempelajari ASAD semakin lama
semakin banyak.
Oleh karena itu PERSINAS ASAD terus
mengembangkan ilmu bela diri yang tidak untuk dipertandingkan, melainkan
semata-mata untuk bela diri.
Kendalanya adalah, karena tidak dipertandingkan,
akibatnya tidak ada challence atau tantangan dari mereka yang belajar
silat ASAD semata-mata hanya untuk bela diri. Ini akan menjadi rekomendasi
terpenting dari kepengurusan PB PERSINAS ASAD 2005-2010 yang akan segera
berakhir, yaitu supaya kepengurusan periode selanjutnya mengupayakan program
agar supaya minat terhadap ilmu bela diri yang tidak dipertandingkan, setinggi
minat terhadap pencak silat yang dipertandingkan.
Salah satu hasil dari pembinaan mental dan
spiritual yang dikembangkan selama ini dengan hasil yang membanggakan adalah
melekatnya atribut-atribut positip dari para pesilat PERSINAS ASAD disiplin
ibadahnya, kalau sholat berjamaah, rajin sholat tahajjud, jujur, uang transport
dari orang yang tidak datang dikembalikan kepada panitia, rukun, mudah diatur,
kompak, dan tidak pernah terlihat ada yang merokok. Atribut-atribut positip
dari sisi mental dan spiritual inilah yang kemudian dibuat sebagai pembenaran mengapa
atlet-atlet ASAD “menangan”, sehingga disegani perguruan-perguruan lain.
PEMBIBITAN DAN PEMASALAN
Ditengah-tengah keprihatinan perguruan silat
lain pada umumnya dimana semakin lama peminat pencak silat semakin sedikit,
peminat untuk belajar pencak silat di PERSINAS ASAD justru semakin lama semakin
banyak.
Di banyak daerah, permintaan dari berbagai institusi
termasuk sekolah-sekolah untuk belajar pencak silat dengan mendatangkan pelatih
dari PERSINAS ASAD semakin deras. Sampai saat ini seluruh latihan
diselenggarakan di padepokan-padepokan PERSINAS ASAD. Dan dengan semakin
banyaknya permintaan untuk mengadakan latihan diluar padepokan PERSINAS ASAD,
kami rekomendasikan kepada kepengurusan baru PB PERSINAS ASAD untuk membuka
latihan di luar padepokan PERSINAS ASAD.
(Dikutip dari Laporan
LPJ Ketum PERSINAS ASAD Tahun 2005-2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar