Rabu, 13 Februari 2013


PERKEMBANGAN PERSINAS ASAD

ORGANISASI
Selama 60 tahun keberadaannya, keanggotaan Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI hanya diberikan kepada 10 (sepuluh) perguruan historis selaku perguruan pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia.
Persyaratan terberat untuk diterima sebagai anggota IPSI adalah karena jumlah Pengurus Ranting (Pengran) di Kabupaten harus sudah terdapat di 50% Kecamatan +1, jumlah Pengurus Cabang (Pengcab) di Provinsi harus terdapat di 50% Kabupaten/Kota +1, dan jumlah Pengurus Daerah (Pengda) secara nasional harus terdapat di 50% Provinsi +1.
Alhamdulillah, pada MUNAS IPSI tahun 2007, pada umurnya yang masih sangat muda untuk sebuah perguruan silat, PERSINAS ASAD telah berhasil diakui dan dimasukkan sebagai ANGGOTA IPSI.
Saat ini sudah banyak sekali personil PERSINAS ASAD yang menjadi pengurus baik di Pengcab IPSI tingkat Kabupaten/Kota maupun di Pengprov IPSI tingkat Provinsi. Kepada mereka, PB PERSINAS ASAD terus memberikan dorongan agar bekerja dengan baik, profesional, dan menjaga nama baik PERSINAS ASAD.
Di tingkat nasional, ada 3 orang dari Pengurus Besar PERSINAS ASAD yang dipercaya menjadi Pengurus Besar IPSI dengan mengisi posisi-posisi strategis sebagai berikut:
a.    Ketua Komisi Bela Negara IPSI
b.    Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan Luar Negeri IPSI
c.    Anggota Bidang Pembibitan dan Pemasalan IPSI

Peran serta PERSINAS ASAD di IPSI semakin nyata dengan diberikannya kepercayaan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan IPSI, diantaranya:
a. Seminar Nasional Bela Negara bertepatan dengan HUT IPSI ke 60, tahun 2007, di Padepokan Silat TMII, Jakarta.
b.   Penataran Dokter Pertandingan Nasional IPSI Angkatan Ke 1 yang baru lalu, di Wisma Haji, SURAKARTA, yang didalam 60 tahun sejarahnya, IPSI baru bisa menyelenggarakannya untuk pertama-kalinya, diikuti oleh 19 Dokter dari seluruh tanah-air, dengan pelaksana sepenuhnya oleh ASAD.

Adapun dalam hal pembinaan dan pengembangan organisasi kedalam, selama periode 2005-2010 Pengurus Besar PERSINAS ASAD telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
Dari 33 Pengda ASAD, Pengurus Besar PERSINAS ASAD telah menerbitkan Surat Keputusan Pengukuhan Pengda PERSINAS ASAD sebanyak 31 SK Pengukuhan Pengda di seluruh tanah air.
Pengukuhan Pengda tentu saja diawali dengan diselenggarakannya Musda  di Provinsi yang dihadiri oleh Ketua Umum sebagai bentuk wujud pembinaan maksimal Pengurus Besar di forum kekuasaan tertinggi organisasi di Daerah.
Sebagai bentuk pengendalian organisasi secara nasional, Pengurus Besar telah berhasil mengumpulkan seluruh data pengurus PENGDA dan PENGCAB, pesilat, pelatih dan wasit-juri di seluruh Indonesia.
Untuk memantau jalannya roda organisasi di 33 Provinsi, telah ditetapkan Koordinator Wilayah sehingga segala bentuk permasalahan organisasi dan personil atlet, pelatih dan wasit-juri serta masalah-masalah lainnya di daerah bisa segera ditangani.
Mengingat basis pengembangan PERSINAS ASAD adalah majelis ta’lim, mesjid dan pondok-pondok pesantren, dimana banyak alumni ponpes yang sudah bermukim di mancanegara, maka perkembangan ASAD ke luar negeri menjadi satu hal yang tidak bisa dihindarkan dengan segala eksesnya terutama dalam hal administratif.
Pada saat ini AD-ART PERSINAS ASAD belum bisa mewadahi ASAD di luar negeri, baik dari logonya yang mengandung unsur bendera merah putih, maupun dari PERSINAS yang merupakan singkatan dari PERGURUAN SILAT NASIONAL.
Tentu saja Pengurus Besar tidak bisa mencegah, apalagi melarang, perkembangan ASAD ke luar negeri. Karena keterbatasan tadi, maka ASAD luar negeri menghilangkan kata “PERSINAS”, dan terpaksa membuat logo ASAD sendiri, yang lebih garang dari logo PERSINAS ASAD.
Oleh karena itu kami rekomendasikan kepada pengurus periode yang akan datang untuk mulai mempertimbangkan mewadahi ASAD luar negeri didalam AD-ART secara konstitusional.

ATLET - DIKLAT - BINPRES
Sebagaimana sudah merupakan sifat dari semua jenis olahraga, termasuk seni bela diri pencak silat PERSINAS ASAD, penyelenggaraan kejuaraan adalah wujud dari ajang puncak pembinaan prestasi.
Sesuai dengan amanat yang diberikan MUNAS II kepada Pengurus Besar PERSINAS ASAD, telah dilaksanakan KEJURNAS PERSINAS ASAD 2007 pada bulan Mei. Tentu saja KEJURNAS ini diawali dari KEJURCAB di tingkat Pengcab Kabupaten/Kota dan KEJURDA di tingkat Pengda Provinsi.
Didalam KEJURNAS PERSINAS ASAD 2007 prestasi Juara Umum I diraih Kontingen Sulawesi Tengah, Juara Umum II Kontingen Jawa Tengah dan Juara Umum III Kontingen Jawa Timur
Didalam usianya yang relatif masih muda belia bagi sebuah perguruan silat, selain Kejurnas yang merupakan kegiatan intern, PERSINAS ASAD praktis sudah mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh IPSI maupun instansi dan perguruan lainnya di segala tingkatan. Untuk tingkat nasional diantaranya:
1.    Mengikuti Jambore Pencak Silat 2005 IPSI di Cibubur Jakarta, yang diikuti oleh 41 Perguruan dan 16 Pengda IPSI se Indonesia. Prestasi yang diraih PERSINAS ASAD adalah sebagai penampilan terbaik kategori Sepuh dan penampilan terbaik kategori Anak.
2.    Mengikuti Circuit Panasonic 2005 di Padepokan IPSI Taman Mini Indonesia Indah, dimana 2 pesilat PERSINAS ASAD terpilih bergabung dengan kontingen IPSI.
3.    Mengikuti Babak Kualifikasi  PON XVII 2008 dimana 11 pesilat PERSINAS ASAD terpilih menjadi kontingen (1 dari Jateng, 4 dari Banten, 2 dari Papua, 3 dari Kaltim dan 1 dari Babel).
4.    Mengikuti Festival Pencak Silat Seni  HUT IPSI Ke 60 Mei 2008 sebagai peserta kehormatan perguruan dengan mengirimkan kontingen 9 Pesilat, dalam 5 kategori. Prestasi yang diraih adalah penampilan terbaik perorangan remaja, penampilan terbaik kategori berpasangan remaja, penampilan terbaik kategori perorangan Pembina dan penampilan terbaik kategori berpasangan Pembina.
5.    Mengikuti PON XVII 11–16 Juli 2008 di Kaltim dengan 7 Pesilat PERSINAS dari Banten, Kepulauan Riau, Kaltim, Sulut. Prestasi yang diraih adalah kontingen Kaltim yang mendapatkan medali emas dari kategori Regu.
6.    Mengikuti World’s Martial Arts Festival, Chungju, Korea, 1–10 Oktober 2008, dimana 5 pesilat seni remaja PERSINAS ASAD bersama dengan 2 pesilat dari perguruan lain ditunjuk menjadi Kontingen Indonesia. Prestasi yang diraih adalah 3 BESAR DUNIA bersama dengan China dan Jepang.
7.    Mengikuti Sirkuit Pencak Silat IPSI tahun 2009, dimana terpilih 8 pesilat dari Jabar, Banten, Sulteng sebagai peserta.
8.    Mengikuti POPNAS (Pekan Olah Raga Pelajar Nasional), POMNAS (Pekan Olah Raga mahasiswa Nasional), POSPENAS (Kejuaraan antar Pondok Pesantren Nasional ).
Akhirnya, menjelang MUNAS III 2010, PB PERSINAS ASAD menyelenggarakan KEJURNAS 2010 yang diikuti oleh Kontingen dari 33 Provinsi.

PELATIH - WASIT JURI - LITBANG
Salah satu kendala yang dihadapi oleh PERSINAS ASAD adalah dalam keterbatasan pelatih, wasit juri bersertifikat IPSI. Hal ini dapat dimaklumi diantaranya di satu sisi disebabkan relatif masih mudanya usia PERSINAS ASAD, sehingga sebaran pelatih, wasit juri PERSINAS ASAD yang masuk ke jajaran IPSI di berbagai tingkatan, masih sangat terbatas. Di sisi lain, persyaratan pelatih, wasit juri IPSI mempunyai jenjang yang cukup ketat yang harus dilalui, yaitu pelatih, wasit juri tingkat Pengcab, kemudian Pengda, dan baru tingkat Nasional.
Ini berbeda dengan atlet pencak silat, dimana dalam waktu relatif singkat seorang atlet pencak silat PERSINAS ASAD, sebagaimana sudah dibuktikan, bisa meraih medali emas. Di kejuaraan tingkat Pengcab, contohnya tidak sudah terhitung lagi. Di kejuaraan tingkat Pengda, contohnya sudah banyak. Di kejuaraan Nasional, misalnya peraih medali emas di PON. Di tingkat dunia misalnya prestasi 3 Besar Dunia.
Dampak dari ketidak-sediaan terutama wasit juri di tingkat nasional adalah sering dirugikannya pesilat PERSINAS ASAD didalam suatu pertandingan. Ini merupakan praktek yang tidak terhindarkan di semua bidang olahraga apapun, termasuk pencak silat, dimana faktor wasit juri yang cenderung memihak kepada pesilat dari perguruan yang sama, tidak dapat dihindarkan.
Namun demikian, dengan berbagai upaya, Pengurus Besar PERSINAS ASAD berhasil membuat terobosan-terobosan.
Alhamdulillah, saat ini PERSINAS ASAD sudah memiliki Wasit Juri Seni Pencak Silat Tradisi Nasional.
Upaya penting lainnya adalah dalam Penataran Wasit Juri Nasional 2009 yang lalu, dimana pesertanya biasanya merupakan utusan Pengprov, PB PERSINAS ASAD berhasil mengirim utusan perguruan dengan membawa mandat dari Pengprov setempat.
Hasilnya sangat menggembirakan PERSINAS ASAD dan mengejutkan PB IPSI selaku penyelenggara, karena dari 3 peserta terbaik, 2 peserta terbaik pertama dan kedua justru diraih oleh peserta penataran wasit juri nasional utusan dari PERSINAS ASAD.
Dalam beberapa bulan mendatang, PB IPSI Insya Allah akan mengadakan Penataran Pelatih tingkat Nasional. Mudah-mudahan PERSINAS ASAD kembali bisa membuat terobosan untuk mengirimkan pelatihnya untuk mengikuti penataran itu, yang tentunya sudah akan menjadi tugas kepengurusan PB PERSINAS ASAD masa bakti 2010-2015 yang akan dipilih di MUNAS III ini.
Dalam hal penelitian dan pengembangan, PB PERSINAS ASAD terus mengembangkan kurikulum dan jurus, sehingga diperoleh kurikulum dan jurus yang sempurna. Selain itu pohon silsilah yang menjadi jurus-jurus dasar PERSINAS ASAD masih sedang terus ditelusuri. Mudah-mudahan pada periode kepengurusan yang akan datang semuanya dapat diselesaikan. Insya Allah.

BELA DIRI DAN PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL
Di kalangan IPSI dan perguruan-perguruan pencak silat lainnya, PERSINAS ASAD sudah menjadi icon yang mengherankan kalangan persilatan.
Dalam hal kuantitas, dalam waktu singkat tiba-tiba saja ASAD sudah berada di 33 Provinsi di seluruh Indonesia, dan memiliki 314 Pengcab ASAD yang bahkan lebih banyak dari jumlah Pengcab IPSI sebagai induk organisasi. Tidak ada perguruan persilatan yang mampu menandingi perkembangan ASAD dalam hal kuantitas. Dalam hal ini kita patut mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pengurus Nasional PERSINAS ASAD periode sebelumnya, yang telah meletakkan dasar pengembangan ASAD berbasis majelis ta’lim, masjid dan pondok pesantren.
Dalam hal kualitas, tidak hanya 1 atau 2 kejadian di tingkat Pengcab dimana pesilat ASAD yang sama sekali belum pernah bertanding, bisa meraih medali, bahkan medali perak.
Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan mental dan spiritual para pesilat ASAD yang terus menerus dibina. Sikap husnudzon atau positive thinking atau berfikir positip atau optimis serta motivasi dan sportivitas sangat berperan didalam memenangkan suatu pertandingan, bahkan didalam beberapa hal lebih dominan perannya daripada penguasaan teknik-teknik bertanding.
Tidak semua orang memiliki bakat untuk menjadi atlet PERSINAS ASAD yang diwajibkan menguasai jurus dan teknik-teknik bertanding. Padahal masyarakat yang berminat mempelajari ASAD semakin lama semakin banyak.
Oleh karena itu PERSINAS ASAD terus mengembangkan ilmu bela diri yang tidak untuk dipertandingkan, melainkan semata-mata untuk bela diri.
Kendalanya adalah, karena tidak dipertandingkan, akibatnya tidak ada challence atau tantangan dari mereka yang belajar silat ASAD semata-mata hanya untuk bela diri. Ini akan menjadi rekomendasi terpenting dari kepengurusan PB PERSINAS ASAD 2005-2010 yang akan segera berakhir, yaitu supaya kepengurusan periode selanjutnya mengupayakan program agar supaya minat terhadap ilmu bela diri yang tidak dipertandingkan, setinggi minat terhadap pencak silat yang dipertandingkan.
Salah satu hasil dari pembinaan mental dan spiritual yang dikembangkan selama ini dengan hasil yang membanggakan adalah melekatnya atribut-atribut positip dari para pesilat PERSINAS ASAD disiplin ibadahnya, kalau sholat berjamaah, rajin sholat tahajjud, jujur, uang transport dari orang yang tidak datang dikembalikan kepada panitia, rukun, mudah diatur, kompak, dan tidak pernah terlihat ada yang merokok. Atribut-atribut positip dari sisi mental dan spiritual inilah yang kemudian dibuat sebagai pembenaran mengapa atlet-atlet ASAD “menangan”, sehingga disegani perguruan-perguruan lain.

PEMBIBITAN DAN PEMASALAN
Ditengah-tengah keprihatinan perguruan silat lain pada umumnya dimana semakin lama peminat pencak silat semakin sedikit, peminat untuk belajar pencak silat di PERSINAS ASAD justru semakin lama semakin banyak.
Di banyak daerah, permintaan dari berbagai institusi termasuk sekolah-sekolah untuk belajar pencak silat dengan mendatangkan pelatih dari PERSINAS ASAD semakin deras. Sampai saat ini seluruh latihan diselenggarakan di padepokan-padepokan PERSINAS ASAD. Dan dengan semakin banyaknya permintaan untuk mengadakan latihan diluar padepokan PERSINAS ASAD, kami rekomendasikan kepada kepengurusan baru PB PERSINAS ASAD untuk membuka latihan di luar padepokan PERSINAS ASAD.

(Dikutip dari Laporan LPJ Ketum PERSINAS ASAD Tahun 2005-2010)

Tidak ada komentar: